NEW YORK - Tak selamanya seseorang yang didapuk
memegang kepemimpinan sukses menjalankan sebuah perusahaan. Faktanya,
ada beberapa Chief Executive Officer (CEO) yang dinilai buruk selama
memimpin perusahaannya sepanjang 2012.
Majalah Forbes merilis daftar CEO terburuk sepanjang 2012, Selasa (25/12/2012). Penilaian ini didasarkan pada kinerja perusahaan, kesalahan strategi, atau skandal yang menjerat sang kepala ekskutif. Berikut daftar CEO terburuk pilihan Forbes:
1. Aubrey McClendon, CEO Chesapeake Energy.
Selama kepemimpinannya, saham Chesapeake anjlok hinnga 20 persen tahun ini. Hal tersebut dikarenakan perilaku CEO yang korup. McClendon membawa USD500 juta yang digunakan untuk keperluan pribadi, dia juga diduga menjalankan bisnis hedge fund rahasia dengan menggunakan uang perusahaan senilai USD200 juta.
Tak hanya itu, beberapa perilakunya bahkan sampai merugikan perusahaan, seperti menggunakan pesawat jet perusahaan untuk perjalanan pribadinya. Atas segala tindakannya, akhirnya dia mengundurkan diri pada Mei 2012.
2. Brian Dunn, CEO Best Buy.
Dunn dinilai tidak berhasil dalam mengalahkan para pesaingnya seperti Wal-Mart, Apple, sampai Amazon. Hal ini disebabkan Dunn terlambat mengoperasikan bisnis perdagangan online. Akibatnya, penjualan turun dan beban melonjak, bahkan cadangan kas perusahaan turun hingga 85 persen. Selain itu dirinya juga terlibat skandal dengan karyawannya yang membuatnya harus mundur pada Mei 2012.
3. Andrea Jung, CEO Avon.
Selama dia menjabat, saham perusahaan telah jatuh dari USD30 di Mei 2011 menjadi USD14. Selain itu pendapatan Avon turun 81 persen sepanjang kuartal III-2012, prestasinya kian terjungkal saat dia membuat kesalahan fatal menolak rencana akuisisi dari perusahaan kosmetik Prancis, Coty sebesar USD10,7 miliar. Padahal, langkah ini bisa menjadi strategi Avon untuk bangkit.
4. Mark Pincus, CEO Zynga.
Sejak menggelar Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana Desember 2011, saham Zynga anjlok dari USD10 menjadi USD2,4 per lembar. Produsen game online ini tak bisa mempertahankan jumlah pengguna sehingga pendapatan per penggunanya anjlok.
Selain itu, dia juga membeli situs game online OMGPOP dengan harga hampir USD200 juta, namun kemudian ditulis hanya 50 persen dari harga aslinya. Hal tersebut membawa Zynga saat ini berada di bawah bayang-bayang Facebook, tanpa berusaha untuk ekspansi.
5. Rodrigo Rato, Presiden Bankia.
Meskipun dia bukan seorang CEO, namun karena tindakannya, telah membuatnya masuk ke dalam CEO terburuk. Rato adalah mantan menteri keuangan Spanyol dan Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF). Dia menjual saham kepada 300 ribu investor kecil yang sebagian besar adalah klien bank.
Dia mengatakan bahwa bank tersebut "sehat", namun kenyataannya bank tersebut terkena bailout dan harus diselamatkan oleh pemerintah Spanyol. Selama kepemimpinannya, bank mengalami kerugian hingga tiga miliar euro.
6. Ronald Johnson, CEO JC Penny.
Mantan Kepala bisnis ritel Apple tersebut telah membuat harga saham JC Penny anjlok hingga 50 persen di awal tahun. Kemudian dalam kuartal III perusahaan harus kehilangan USD203 juta, dibandingkan dengan laba kuartal III sebesar USD186 juta tahun lalu. Selain itu penjualan toko juga ambles sebesar 26 persen, serta penjualan online turun 37 persen pada kuartal ketiga.
7. Nancy Brinker, mantan CEO Susan G Komen The Cure.
Brinker bertanggung jawab atas kegiatan amal kanker payudara yang dilakukan perusahaannya. Namun awal tahun dia mengumumkan bahwa pihaknya akan menghentikan pendanaan program kesehatan payudara di Planned Parenthood. Tetapi, penyelidikan telah dilakukan bahwa Planned Parenthood telah menggunakan uang publik sebagai biaya untuk mendanai aborsi.
Di samping itu, dia juga mempekerjakan mantan kandidat gubernur Georgia Republik Karen Handel, seorang kritikus dari Planned Parenthood.
8. Michael Hervey CEO Long Island Power Authority (LIPA).
Menurut New York Times, LIPA dianggap gagal menangani badai Sandy. Kurangnya persiapan termasuk langkah-langkah dasar seperti penebangan pohon-pohon yang bisa menjatuhkan tiang listrik. Selain itu, LIPA juga dianggap gagal berkomunikasi dengan pelanggan, membiarkan telepon tak terjawab dari pelanggan. LIPA juga gagal mengirimkan kru layanan seperti yang dijanjikan. Gubernur New York Andrew Cuomo pun mengecam LIPA.
9. Robert Diamond, CEO Barclays.
Selama kepemimpinannya, dia telah memanipulasi suku bunga kredit antarbank demi keuntungannya sendiri. Selain itu saham perusahaan juga anjlok dari USD16 menjadi USD9. Diamond juga setuju untuk membayar USD450 juta untuk regulator Inggris dan Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan tuduhan sipil yang berasal dari beban bunga. Hingga saat ini, otoritas hukum masih mempertimbangkan apakah akan mengajukan tuntutan pidana terhadap Barclays dan bank lain.
10. Stuart Gulliver, CEO HSBC.
Saat memimpin bank terbesar di dunia ini, Gulliver tersangkut skandal pencucian uang. HSBC pun terkena denda senilai USD1,92 miliar. Gulliver dan jajaran manajernya diduga memuluskan transaksi keuangan para penjahat seperti kartel narkotika hingga teroris. Reputasi HSBC sebagai bank terbaik pun ambrol. (ade)
Majalah Forbes merilis daftar CEO terburuk sepanjang 2012, Selasa (25/12/2012). Penilaian ini didasarkan pada kinerja perusahaan, kesalahan strategi, atau skandal yang menjerat sang kepala ekskutif. Berikut daftar CEO terburuk pilihan Forbes:
1. Aubrey McClendon, CEO Chesapeake Energy.
Selama kepemimpinannya, saham Chesapeake anjlok hinnga 20 persen tahun ini. Hal tersebut dikarenakan perilaku CEO yang korup. McClendon membawa USD500 juta yang digunakan untuk keperluan pribadi, dia juga diduga menjalankan bisnis hedge fund rahasia dengan menggunakan uang perusahaan senilai USD200 juta.
Tak hanya itu, beberapa perilakunya bahkan sampai merugikan perusahaan, seperti menggunakan pesawat jet perusahaan untuk perjalanan pribadinya. Atas segala tindakannya, akhirnya dia mengundurkan diri pada Mei 2012.
2. Brian Dunn, CEO Best Buy.
Dunn dinilai tidak berhasil dalam mengalahkan para pesaingnya seperti Wal-Mart, Apple, sampai Amazon. Hal ini disebabkan Dunn terlambat mengoperasikan bisnis perdagangan online. Akibatnya, penjualan turun dan beban melonjak, bahkan cadangan kas perusahaan turun hingga 85 persen. Selain itu dirinya juga terlibat skandal dengan karyawannya yang membuatnya harus mundur pada Mei 2012.
3. Andrea Jung, CEO Avon.
Selama dia menjabat, saham perusahaan telah jatuh dari USD30 di Mei 2011 menjadi USD14. Selain itu pendapatan Avon turun 81 persen sepanjang kuartal III-2012, prestasinya kian terjungkal saat dia membuat kesalahan fatal menolak rencana akuisisi dari perusahaan kosmetik Prancis, Coty sebesar USD10,7 miliar. Padahal, langkah ini bisa menjadi strategi Avon untuk bangkit.
4. Mark Pincus, CEO Zynga.
Sejak menggelar Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana Desember 2011, saham Zynga anjlok dari USD10 menjadi USD2,4 per lembar. Produsen game online ini tak bisa mempertahankan jumlah pengguna sehingga pendapatan per penggunanya anjlok.
Selain itu, dia juga membeli situs game online OMGPOP dengan harga hampir USD200 juta, namun kemudian ditulis hanya 50 persen dari harga aslinya. Hal tersebut membawa Zynga saat ini berada di bawah bayang-bayang Facebook, tanpa berusaha untuk ekspansi.
5. Rodrigo Rato, Presiden Bankia.
Meskipun dia bukan seorang CEO, namun karena tindakannya, telah membuatnya masuk ke dalam CEO terburuk. Rato adalah mantan menteri keuangan Spanyol dan Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF). Dia menjual saham kepada 300 ribu investor kecil yang sebagian besar adalah klien bank.
Dia mengatakan bahwa bank tersebut "sehat", namun kenyataannya bank tersebut terkena bailout dan harus diselamatkan oleh pemerintah Spanyol. Selama kepemimpinannya, bank mengalami kerugian hingga tiga miliar euro.
6. Ronald Johnson, CEO JC Penny.
Mantan Kepala bisnis ritel Apple tersebut telah membuat harga saham JC Penny anjlok hingga 50 persen di awal tahun. Kemudian dalam kuartal III perusahaan harus kehilangan USD203 juta, dibandingkan dengan laba kuartal III sebesar USD186 juta tahun lalu. Selain itu penjualan toko juga ambles sebesar 26 persen, serta penjualan online turun 37 persen pada kuartal ketiga.
7. Nancy Brinker, mantan CEO Susan G Komen The Cure.
Brinker bertanggung jawab atas kegiatan amal kanker payudara yang dilakukan perusahaannya. Namun awal tahun dia mengumumkan bahwa pihaknya akan menghentikan pendanaan program kesehatan payudara di Planned Parenthood. Tetapi, penyelidikan telah dilakukan bahwa Planned Parenthood telah menggunakan uang publik sebagai biaya untuk mendanai aborsi.
Di samping itu, dia juga mempekerjakan mantan kandidat gubernur Georgia Republik Karen Handel, seorang kritikus dari Planned Parenthood.
8. Michael Hervey CEO Long Island Power Authority (LIPA).
Menurut New York Times, LIPA dianggap gagal menangani badai Sandy. Kurangnya persiapan termasuk langkah-langkah dasar seperti penebangan pohon-pohon yang bisa menjatuhkan tiang listrik. Selain itu, LIPA juga dianggap gagal berkomunikasi dengan pelanggan, membiarkan telepon tak terjawab dari pelanggan. LIPA juga gagal mengirimkan kru layanan seperti yang dijanjikan. Gubernur New York Andrew Cuomo pun mengecam LIPA.
9. Robert Diamond, CEO Barclays.
Selama kepemimpinannya, dia telah memanipulasi suku bunga kredit antarbank demi keuntungannya sendiri. Selain itu saham perusahaan juga anjlok dari USD16 menjadi USD9. Diamond juga setuju untuk membayar USD450 juta untuk regulator Inggris dan Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan tuduhan sipil yang berasal dari beban bunga. Hingga saat ini, otoritas hukum masih mempertimbangkan apakah akan mengajukan tuntutan pidana terhadap Barclays dan bank lain.
10. Stuart Gulliver, CEO HSBC.
Saat memimpin bank terbesar di dunia ini, Gulliver tersangkut skandal pencucian uang. HSBC pun terkena denda senilai USD1,92 miliar. Gulliver dan jajaran manajernya diduga memuluskan transaksi keuangan para penjahat seperti kartel narkotika hingga teroris. Reputasi HSBC sebagai bank terbaik pun ambrol. (ade)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar