Berbisnis Property ternyata ada tingkatannya. Berikut ini tingkatan-tingkatan dalam berbisnis property.
BELAJAR BISNIS PROPERTY TINGKATAN ORANG TUA KITA
Sebenarnya
tanpa disadari sistem bisnis property ini telah lama diterapkan oleh
orang tua kita terdahulu, sebagai contoh orang tua kita membeli tanah
kemudian didiamkan saja dengan hanya menunggu soal waktu maka secara
otomatis tanah tersebut akan mengalami kenaikan harga, pendek kata
didiamkan saja tanah itu akan mendatangkan keuntungan dengan sendirinya
dengan kenaikan harga tanah.
Walaupun membeli tanah yang
lokasinya tidak strategis, tetapi seiring dengan berjalannya waktu,
lambat laun tanah tersebut akan memiliki posisi strategis juga. Bila
sudah demikian, otomatis nilai dari tanah tersebut nilainya akan
meningkat. Sebab tidak ada istilah harga tanah turun. Dimanapun harga
tanah itu selalu naik dari waktu ke waktu atau dengan kata lain bisnis
property, bisnis yang tidak pernah rugi.
Apa semuanya ini benar
tidak akan pernah turun….?? Mungkin pandangan kita langsung terlintas
ada juga yang langsung turun… contoh : pasca kena gempa bumi, kena
banjir dan ain sebagainya yang di sebabkan oleh alam. Tapi pada dasarnya
tanah tersebut lambat laun juga akan naik dan kembali keharga semula
dan setelah itu akan naik dengan berlangsungnya waktu..
Contoh satu :
Bapak
A dan Bapak B sama sama bekerja, dan berdua sama sama bisa menabung Rp
50 juta sebulan, A dan B selama 3 tahun menabung terus menerus, maka
tabungan A dan B masing masing berjumlah Rp 1,8 milyard plus bunga
tabungan. Tapi bapak A di tahun ke tiga, setelah mengikuti seminar dan
workshop oleh property plus memutuskan untuk keluar kerja dan uang yang
Rp 1,8 milyard di belikan tanah dengan harga Rp 25.000 / m2 maka akan
dapat tanah seluas 72.000 m2. Dan setelah itu bapak A keluar bekerja dan
cukup menikmai hasil dari pensiunan untuk hidup keseharianya, maka
bapak A sudah tidak bisa menabung tetapi memiliki tanah 72.000 m2.
Tetapi bapak B terus bekerja dan menabung sampai tahun ke- 10. Maka
bapak B mempunyai tabungan senilai 6 Milyard berikut bunga tabunganya.
Pertanyaanya, pada tahun ke – 10 tanah Bapak A dan tabungan Bapak B
sama-sama diambil dengan cara tanah Bapak A dijual dan tabungan Bapak B
diambil di Bank, maka kira-kira uang Bapak A dan Bapak B banyak mana?
Jadi kesimpulanya apakah benar untuk menjadi kaya harus bekerja keras
terus menerus.
Contoh dua:
Bapak A membeli tanah pada tahun
2004 di daerah A seluas 10.000 m2 dengan harga per meternya sebesar Rp
50.000,-. Pada tahun 2010 beliau menjualnya dengan harga Rp 200.000,-/
m2 berapa keuntungan yang didapak Bapak A?
Harga beli
10.000 m2 x Rp 50.000,- = Rp 500.000.000
Harga jual
10.000 x Rp 200.000 = Rp 2.000.000.000,-
keuntungan = Harga Jual – Harga Beli
= Rp 2.000.000.000 – Rp 500.000,-
= Rp 1.500.000.000,- = 300%/6 tahun= 50%/tahun= 4,2%/ bulan.
Benarkah
ini bisa terjadi? Hal ini bisa hanya setelah melampaui minimal tahun
ke-6 dan kecil kemungkinan di tiga tahun pertama ini pun ada
tekhnik-tekhnik tata cara untuk mendapatkan tanah agar kenaikanya bisa
sesuai rumus diatas atau bahkan bisa lebih. Umumnya harga property di Indonesia harganya naik menjadi 2x lipat pada tahun ke 6.
BELAJAR BISNIS PROPERTY TINGKAT KONVESIONAL
Bila
kita memiliki modal sendiri yang cukup kemudian membeli tanah dan
dibangun rumah terus ditempati dan dijual. Setelah cukup lama ditempati
maka dengan sendirinya tanpa sadar harga jual dari rumah tersebut akan
naik. Suatu kenaikan harga yang tanpa disadari dan diluar perkiraan atau
istilahnya mendapatkan keuntungan secara materil dan keuntungan bisa
menempati rumah tersebut.
Contoh yang banyak terjadi pada saat
orang tua menyekolahkan anaknya dan memutuskan orang tuanya membelikan
rumah kepada anaknya daripada kontrak / kos untuk anaknya, setelah
anaknya lulus rumah tersebut dijual, maka yang terjadi rumah tersebut
harganya akan meningkat dan mendapatkan keuntungan dan secara umum
keuntungan tersebut bisa membiayai seluruh aktifitas anaknya selama
sekolah dikota yang menjadi tujuan merantau. Dalam hal ini belum memakai
instrument keuangan pihak kedua tapi 100% memakai kekuatan ekonomi
pribadi masing-masing.
BELAJAR BISNIS PROPERTY TINGKAT TAMAN KANAK-KANAK
Dalam
menjalankan bisnis ini sudah menggunakan Instrument pihak kedua (
lembaga keuangan ) karena sebagian besar kita menjual proyeksi
pendapatan untuk beberapa tahun ke depan dan dibelikan aset rumah.
Asumsi bapak A membeli rumah tipe 45/110 m2
Harga = Rp 170.000.000
DP = Rp 20.000.000
Sisa
hutang Rp 150.000.000 dibeli secara KPR selama 10 tahun / 120 bulan
dengan asumsi bunga sebesar 15 % diambil tertinggi dan asumsi angsuran
Rp 2.250.000/bulan. Selama kurun waktu 10 tahun total pembayaran sampai
lunas = Rp 2.250.000 x 120 bulan = Rp 270.000.000.
Jadi total harga rumah selama 10 tahun adalah:
DP = Rp 20.000.000.
Total angsuran = Rp 270.000.000. +
Total = Rp 290.000.000
Harga
rumah untuk kredit 10 tahun kita harus memberi keuntungan kepada pihak
bank sebesar = Rp 290.000.000 – Rp 270.000.000 = Rp 120.000.000
Asumsi
harga mengalami kenaikan 3 x lipat = Rp 510.000.000,- ( harga rumah 10
tahun kemudian rata-rata kenaikan adalah 3 x lipat biasanya sampai
dengan 4 x lipat khusus untuk rumah harga dibawah Rp 100.000.000,-
semakin rendah harga rumah akan mengalami kenaikan harga yang lebih
tinggi atau sebaliknya contoh lihat rumah RSH sepuluh tahun yang lalu
harga yang dulu dibandingkan dengan harga sekarang)
Keuntungan = Rp 510.000.000,- – Rp 290.000.000
= Rp 220.000.000
Maka untuk mengetahui keuntungan perbulan
Keuntungan = Rp 220.000.000 :
120 bulan
= Rp 1.833.000,-/ bulan
Mungkin
anda tidak pernah bayangkan dengan modal awal 20 juta dan dengan
cicilan perbulan Rp 2.250.000 perbulan dapat memperoleh keuntungan
perbulan Rp 1.833.000,- perbulan dengan kata lain sebenarnya pada saat
mengansur bulanan di bank tadi sebenarnya kita tidak membayar Rp
2.250.000,- melainkan jumlah yang sebenarnya kita bayar adalah Rp
2.250.000, - Rp 1.833.000,- = Rp 417.000,- atau menabung dan kita bisa
mendapat keuntungan Rp 220 juta dengan tanpa melakukan aktifitas apapun
untuk mendapatkan keuntungan ini. Jadi kumulatif pada tahun ke 10 maka
kita mempunyai tabungan kurang lebih Rp 510 juta.
Apabila rumah
tersebut dikontrakkan maka akan mendapatkan nilai keuntungan tersendiri
sebagai contoh rumah dikontrakkan selama 10 tahun dengan asumsi rumah
yang dikontrakkan hanya Rp 7.500.000./ tahun atau Rp 625.000/ bulan.
Maka nilai rumah yang dikontrakkan = Rp 75.000.000 selama 10 tahun.
Sehingga
real cicilan rumah perbulan menjadi gratis dari hasil kenaikan rumah
dan dari hasil rumah yang dikontrakan, inipun tidak menutup kemungkinan
untuk mengalami kenaikan harga kontrak rumah tiap tahunya, biasanya
harga kontrak rumah naik antara 5 sampai dengan 10 % pertahun.
PELAJARAN BISNIS PROPERTY TINGKAT SEKOLAH DASAR
Bapak
A memiliki uang cash sebesar Rp 200.000.000 dan ingin membeli 3 unit
rumah dengan tipe luas bangunan 45 dan luas tanah 110 m 2 beliau hendak
beli di daerah perumahan di lingkungan dan lokasi yang strategis. Dan
untuk beberapa bulan ke depan beliau hendak jual rumahnya tersebut.
Bagaimanakah caranya agar beliau mendapatkan keuntungan yang cepat?
Asumsi Rumah tipe 45/110 m2 dengan harga = Rp 170.000.000.
Beli 3 unit x Rp 170.000.000 = Rp 510.000.000.
DP 3 unit rumah = Rp 60.000.000. -
Sisa KPR = Rp 470.000.000
Angsuran
perbulan dari 3 unit rumah tersebut Rp 7.050.000 dengan asumsi bunga 15
% diambil bunga tertinggi. Dari pembelian 3 unit rumah tersebut Bapak A
masih memiliki sisa uang Rp 140 juta yang bisa digunakan untuk mencicil
KPR selama 19 bulan. Maka pada bulan ke 20 Bapak A sudah tidak ada uang
untuk mencicil angsuran tersebut.
Maka yang harus dilakukan
adalah pada bulan ke 19 menjual 2 unit rumahnya. Dimana pada bulan ke 12
dilakukan penjualan rumah 1 unit pertama, maka disini akan mendapatkan
kembali pokok uang yang diangsur dan keuntungan atas kenaikan harga
rumah. Kemudian di bulan ke 19 rumah ke dua juga dijual dan akan
mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga rumah.
Hal ini menurut
saudara menguntungkan atau tidak? Maka untuk pembayaran cicilan rumah
yang ketiga beliau sudah mendapatkan gratis uang untuk mengansur rumah
ketiga dari penjualan rumah pertama dan kedua dan mungkin masih memiliki
sisa keuntungan dari penjualan kedua rumahnya tersebut. Syarat mutlak
yang harus dipenuhi adalah beli perumahan yang minimal unit di bangun
adalah 25 unit atau kawasan minimal 5000 m2 dan semakin luas kawasan
maka akan semakin kecil pula resikonya. Pembelian rumah harus di unit
awal pada saat perumahan itu dipasarkan.
Contoh :
*
Perumahan Graha alwita di Cirebon harga awal type 45/100 m2 Rp
165.000.000 setelah di jual 1 tahun kemudian maka harga jualnya sudah
menjadi Rp 288.000.000. maka sudah mendapatkan keuntungan dari
pernjualan rumah tersebut Rp 123.000.000.
Dari contoh kasus
diatas mengapa bisa membeli rumah ke tiga dengan gratis? Alasannya
adalah lingkungan dan lokasi yang strategis maka inilah yang terjadi di
dalam bisnis property dapat cepat menghasilkan keuntungan dan
faktor-faktor lain yang dapat mendukung percepatan kenaikan harga,
variabel ini sangat luas dan detail untuk dapat mengetahui maka sangat
diperlukan pengalaman yang cukup.
BISNIS PROPERTY TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Beli
rumah untuk di jadikan kos-kosan, di DP Rp 2.500.000,- setelah itu cari
pihak Bank untuk melakukan penilaian terhadap rumah kos tersebut berapa
nilai yang dapat dibiayai untuk KPR. Pemilik kos atau rumah yang akan
dijual ditawar dibawah harga penilaian Bank yang mana sisanya bisa untuk
memperbaiki kondisi kos tersebut dan mencicil angsuran di Bank minimal 3
bulan kedepan. Pada bulan ke empat harapan rumah kos tersebut sudah
menghasilkan pendapatan perbulan yang besarnya diharapkan dapat untuk
mengansur KPR kos tersebut di BANK.
Dalam sistem bisnis ini
kemungkinan besar terjadi adalah kita tidak dapat menerima uang cash
bulanan malah kadang menambah cicilan KPR karena hasil kos kadang-kadang
tidak cukup untuk membayar cicilan. Dalam bisnis property ini hanya
mendapatkan aset saja apabila hasil dari kos-kosan tidak mencukupi untuk
menutupi cicilan KPR. Tapi tetap saja bisnis ini juga menguntungkan.
Beli
ruko atau rumah dengan membeli dibawah harga standart pasaran kemudian
diajukan KPR ke bank dengan harga diatas harga riil tapi bisa di atas
harga pasaran, apabila penilaian Bank menyetujui sesuai harga yang
harapkan maka kita mendapatkan cash back dari harga ruko atau rumah
tersebut yang kita ajukan ke pihak Bank atau dengan kata lain beli ruko
atau rumah dapat uang.
Dalam bisnis model ini sisa uang bisa
untuk modal kerja usaha dan pendapatan dari usaha tersebut digunakan
untuk mencicil KPR rumah / ruko yang dibeli. Tingkat keberhasilan sistem
ini rendah karena rasanya terlalu sulit dengan modal yang 20 % tetapi
harus mengcover beban 100%. Contoh punya hutang beban KPR Rp 1 milyard
tetapi hanya dengan modal Rp 200 juta saja.
Kemungkinan berhasil
bila sisa uang tadi bukan untuk usaha baru, tetapi hanya untuk menambahi
di bisnis yang telah berjalan, atau model-model bisnis yang lain yang
mengandalkan faktor menjualkan produk rumah hingga mendapatkan
keuntungan terhadap selisih dari harga pembelian dan harga jual atau
mendapatkan keuntungan karena lokasi rumah / ruko tersebut strategis
hingga harga sewanya tinggi, baik disewa tempatnya ataupun disewa titik
strategisnya untuk keperluan media promosi. Misal bisa dipasang
billboard iklan, bisnis model ini berarti mencari tidak menciptakan
produk.
Dalam hal ini yang beruntung sekali adalah pihak
developer property karena produk rumah/rukonya laku terjual. Sistem ini
dipergunakan oleh pihak developer untuk memberi motivasi kepada semua
pihak dalam rangka menjual produknya. Pelaku bisnis ini hanya dijadikan
sebagai alat untuk memperkaya developer.
PELAJARAN BISNIS PROPERTY TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS
Untuk
menjalani bisnis property ini harus sudah ada kemitraan dengan Property
Plus di kota tersebut. Contoh: ada 5 orang atau lebih diisyaratkan
salah satunya memilki tanah yang bisa dikembangkan dan layak menjadi
perumahan dengan luas 5000 m2 ( standart modal Rp 250.000.000 = 5000 m2 )
dari 5 orang tersebut mewakilkan 2 orang untuk terjun di bisnis
property dan didampingi oleh team Property Plus. Diharapkan setelah
tahun pertama sudah ada hasil proyek perumahan
Apabila tidak
memiliki tanah dari ke 5 orang tersebut maka diperbolehkan untuk beli
tanah dengan luas +/- 5000 m2 dengan nilai maksimal harga +/- 1 milyard.
Dan pihak Property Plus akan mencarikan partner untuk pembelian tanah
sebesar 25 % dari harga tanah. Sisanya akan ditanggung oleh 5 orang
tersebut. Dengan ketentuan dalam pembelian tanah tersebut dapat
dibayarkan dalam tempo 1,5 tahun atau lebih dan dibayarkan secara
bertahap atau membeli tanah dengan luas berapapun dan dengan nilai
berapapun, tetapi cara pembayaranya tanah sesuai dengan yang terjual
selama harga tanah layak dan lokasinya bisa dikembangkan untuk menjadi
perumahan ( pola seperti ini sangat dianjurkan dan sangat aman ) .
Pembagian keuntunganya adalah sebagai berikut:
* Pemilik tanah 25 % ( bila diantara 5 orang tersebut ada memiliki tanah )
* 5 orang mendapatkan 50 % bila tanah dibeli bersama
* Mitra pendamping 25 % ( Property Plus )
PELAJARAN BISNIS PROPERTY TINGKAT PERGURUAN TINGGI
Pelajaran
bisnis ini benar-benar bisa tanpa modal tetapi untuk sekala menengah.
Tetapi ke 5 orang tersebut hanya mencari konsumen / pembeli rumah milik
mitra Property Plus, dan mencari orang yang memilki tanah yang bisa
dikerjasamakan atau bisa membeli tanah dengan cara pembayaran sesuai
dengan tanah yang terjual. Untuk permodalan diluar tanah ( karena
tanahnya sudah ada yang mau diajak kerjasama ) didapat dari jasa
menjualkan rumah milik mitra Property Plus maka akan dipinjami modal 10
s/d 20 % dari nilai rumah yang dijualkan yang mana uang pinjaman
tersebut untuk permodalan usaha developer dan pihak Property Plus akan
mendampingi dalam menjalankan bisnis developer tersebut.
PELAJARAN BISNIS PROPERTY TINGKAT MASTER
Pelajaran ini adalah dasar-dasar ilmu awal untuk seorang pengusaha developer property.
Inilah yang masih belum banyak yang tahu..
Source : majalah Property Plus Indonesia